Selasa, 17 Januari 2017

Optimalisasi Sistem Lingkungan Hidup Terpadu oleh Industri Tekstil

LAPORAN PENELITIAN
OPTIMALISASI SISTEM PENGOLAHAN LINGKUNGAN HIDUP TERPADU OLEH INDUSTRI TEKSTIL

Description: C:\Users\DWI UTARI\Desktop\GUNDAR\logo_gunadarma.jpg

Disusun Oleh:

            Nama (NPM)                          : Aldhy Filqodri                    / 3C 414 863
Kelas                                       : 3ID07
Dosen                                      : Syariffudin Nasution






JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK

2017





PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
   Kemajuan suatu zaman tidak lepas dari majunya zaman yang telah mencapai tahap yang telah dewasa. Kemajuan suatu zaman tidak terlepas dari keinginan manusia yang tidak ada habisnya dan Indonesia sebagai Negara Berkembang harus mampu mengikuti perkembangan zaman tersebut agar tidak kalah bersaing dan mampu menjadi lebih baik dari pada Negara Kompetitor lainnya. Berbagai hal tentu dikembangkan dengan tujuan memperbaiki beberapa kendala yang sebelumnya telah dihadapi pada masa lalu. Berbagai spekulasi muncul untuk menghasilkan perbaikan dengan cara mencari jalur yang efektif dan menciptakan efisiensi terhadap berbagai hal.
   Keinginan memang besarr, namun juga harus memikirkan dampak apa yang akan dihadapi dari keinginan tersebut. Dempak negative terhadap suatu usaha adalah hal yang patut dijauhi dan diwaspadai dikarenakan untuk mencapai harapan menjadi Negara maju. Indonesia wajib memiliki berbagai alternative jika menghadapi kendala. Salah satu hal yang menjadi sorotan tentunya limbah hasil pabrik di berbagai Industri dan tentunya terutama adalah Industri Tekstil.
Industri Tekstil adalah Industri yang cukup banyak peminatnya dan terus berevolusi menjadi lebih baik. Tetapi, apakah output dari proses produksi pada Industri Tekstil telah menjadi lebih baik atau tidak pasti akan menjadi pertanyaan pada benak pelaku Industri. Permasalahan tersebut tentu wajib diselesaikan dan wajib mencari cara terbaik agar menjadi efektif dan optimal.
1.2       Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan masalah-masalah yang akan dibahas pada Laporan Penelitian terhadap Optimalisasi Sistem Lingkungan Hidup Terpadu oleh Industri Tekstil dengan Pengendalian Pencemaran dan Pemanfaatan Konsep Ekologi.

1.3       Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan batasan-batasan yang dimaksudkan untuk membatasi topik permasalahan agar tidak menyimpang dari pokok bahasan. Berikut ini adalah pembatasan masalah yang ada ialah tidak menjauh dari persoalan terhadap Pengendalian Pencemaran dan Pemanfaatan Konsep Ekologi.

1.4       Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan merupakan hal-hal yang menjadi tujuan dalam penulisan Laporan Penelitian terhadap Optimalisasi Sistem Lingkungan Hidup Terpadu oleh Industri Tekstil. Tujuan dari Laporan ini diantaranya sebagai berikut.
1.      Mengetahui proses terpadu yang efektif dan baik
2.      Mengetahui penerapan terhadap konsep ekologi tersebut























BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian Limbah Cair

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang baku mutu air limbah, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Terdapat beberapa macam limbah cair, yaitu:
a. Limbah cair organik 
b. Limbah cair an organik dan gas.

B.       Klasifikasi Limbah Cair

Limbah cair diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
1.      Limbah cair domestic ( domestic wastewater)
Yaitu limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan, mall dan lain-lain.Contoh : air bekas cucian pakaian atau peralatan makan, air bekas mandi, tinja, sisa makanan berwujud cair dll.
2.      Limbah cair industry (industrial wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan industri.Contoh ; air sisa cucian daging, buah atau sayur dari industry pengolahan makanan, air sisa pewarnaan pada industry tekstil dll.
3.      Rembesan dan Luapan ( infiltration and inflow )
Rembesan yaitu : limbah cair yang berasal dari berbagai sumber saluran pembuangan yang rusak, pecah atau bocor sehingga merembes ke dalam tanah.Luapan yaitu : limbah cair yang meluap dari saluran pembuangan yang terbuka karena debitnya melebihi daya tampungnya.Contoh : air buangan dari talang atap, AC, tempat parker, halaman, bangunan industry/perdagangan, pertanian dan perkebunan dll.
4.      Air hujan
Air hujan dikategorikan sebagai limbah apabila hujan terjadi pada daerah yang tercemar udaranya oleh gas-gas sulfur maupunnitrogen sehingga ketika hujuan turun, terjadilah hujan asam sebagai akibat terjadinya reaksi antara gas-gas belerang dan nitrogen di udara dengan air hujan.Hujan asam pHnya rendah, berasa masam, bersifat korosif dan kadang-kadang terasa gatal di kulit.





























BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Studi Kasus
Pengelolaan lingkungan hidup dalam perspektif historis, diawali dengan kesadaran akan masalah lingkungan hidup pada tahun 1960. strategi pengelolaan lingkungan hidup yang diterapkan didasarkan pada pendekatan daya dukung (carryingcapacityapproach). pendekatan yang berbasiskan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya ini ternyata sulit untuk diterapkan, karena terbukti terus menurunnya kondisi lingkungan hidup.
Berdasarkan konsep dasar, minimalisasi limbah cair industri tekstil adalah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah atau volume limbah dengan konsentrasi dan beban pencemaran yang minimal, upaya pencegahan pencemaran lingkungan hidup melalui pendekatan peminimalan limbah, yakni dengan cara pengurangan limbah (recycling) pada hakikatnya adalah manifestasi komitmen yang berwujud nyata mencegah gangguan pencemaran lingkungan hidup dalam skala yang lebih besar dan mengancam kehidupan masyarakat.

3.2        Solusi dan Analisis
1.          Pengendalian Pencemaran Limbah Industri Secara Terpadu
 Pencemaran lingkungan hidup akibat buangan limbah industri tekstil sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, bahwa cepat atau lambat mengganggu kehidupan masyarakat dan dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup secara berkesinambungan. Oleh karena itu, upaya pengendalian pencemaran limbah industri tekstil ini secara terpadu diharapkan lebih membantu efektivitas pengendaliannya. Konsep pencemaran pengendalian limbah industri secara terpadu adalah merefleksikan keterpaduan  beberapa hal fundamental yang dipandang dapat mencegah pencemaran limbah industri.
Pendekatan terhadap perlindungan lingkungan hidup selama ini menurut Otto Soemarwoto adalah apa yang disebut dengan metode ujung pipa (end of pipe). Pendekatan ujung pipa ini menguntungkan , tetapi perusahaan mengeluarkan biaya lebih untuknya sampai mendapatkan keuntungan yang  lebih sebagai hasilnya. Surutnya keinginan kalangan industri untuk membangun fasilita  pengolahan limbah dipabriknya disebabkan karena besarnya biaya penyediaan fasilitas tersebut dan tentunya akan mengurangi profit marginnya.
      Teknologi dan produksi bersih merupakan sebuah paradigma baru dalam melakukan pembangunan ekonomi melalui industri. Dalam paradigma baru ini bukan hanya masalah pengolahan dan pencegahan pencemaran limbah yang dipertimbangkan, tetapi sedini mungkin langkah-langkah produksi, penerapan dan pengembangan teknologi didasarkan atas upaya dalam meminimalisir limbah
Salah satu upaya dalam mengendalikan pencemaran limbah industri tekstil yaitu dengan membuat instalasi pengolahan air limbah sebagai langkah nyata industri untuk memperhatikan keberadaan lingkungan hidup dari pemcemaran limbah. Selain itu pemakaian bahan-bahan kimia harus kurangi.
Keterpaduan aspek dalam pengendalian limbah industri tekstil, selain penerapan teknologi dan produk bersih, dan pengolahan limbah adalah upaya minimasi (pengurangan) limbah secara terpadu oleh perusahaan-perusahaan industri tekstil. Menurut Isminingsih Gitoparmodjo dan Wiwin Winiati, peminimalan limbah ini dapat dilakukan terhadap beberapa kegiatan kunci, antara lain:
1.      Pengurangan limbah (sourcereduction) melalui beberapa perubahan produk, pencegahan dan perencanaan yang cermat.
2.      Kontrol bahan (sourcecontrol) terhadap perubahan input bahan, perubahan teknologi dan pelaksanaan operasi yang baik.
3.      Kontrol terhadap kegiatan daur ulang (recycling) baik di dalam maupun di luar lokasi industri, seperti pemanfaatan dan penggunaan kembali  (useandreuse), dan reklamasi (recovery) untuk mengembalikan bahan pembantu  dari limbah. Benar bahwa kegiatan sektor industri tekstil tersebut pada satu sisi akan menghasilkan barang yang bermanfaat bagi kesejahtraan hidup masyarakat, trtapi pada sisi lain kegiatan sektor industri tekstil ini juga akan berdampak negatif pada lingkungan hidup.

2.             Pemanfaatan Konsep Ekologi Industri dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
            Persoalan lingkungan hidup dalam beberapa decade terakhir ini menurut kajian kalangan teoretisi semakin meluas, mulai dari polusi udara dan air, menuju pada masalah-masalah seperti penggundulan hutan dan pengikisan lapisan tanah, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global. Fakta telah menunjukan bahwa tidak ada tempat di dunia yang tidak tercemar dan tidak ada industry manapun yang dapat terbebas dari tanggung jawab atas berbagai kerusakan lingkungan hidup yang terjadi.
            Pencemaran atau perusakan lingkungan hidup dalam perspektif global, secara factual hamper terjadi pada Negara di berbagai belahan dunia. Deskirpsi terhadap kondisi realitas lingkungan hidup tersebut tidak berlebihan, karena kasus pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup akibat berbagai kegiatan industri termasuk yang terjadi di Indonesia. Indikasinya masih banyak industri yang membuang limbah cairnya secara sembarangan sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang mengganggu kehidupan masyarakat.
            Komitmen perusahaan-perusahaan industri tekstil untuk memanfaatkan konsep ekologi industri dalam pengelolaan lingkungan hidupnya, merupakan upaya antisipatif menghadapi kemungkinan negatif yang mencuat ke permukaan dan mengancam kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pemanfaatan konsep ekologi industri itu pada dasarnya adalah upaya mengurangi dampak- dampak lingkungan suatu ekologi karena kegiatan industri. Bahkan konsep ini beratribut sebagai suatu pendekatan yang mengintegrasikan aktivitas industry dalam system ekologi.






BAB IV
PENUTUP

4.1.      Kesimpulan
Upaya dalam mengendalikan pencemaran limbah industri tekstil yaitu dengan membuat instalasi pengolahan air limbah sebagai langkah nyata industri untuk memperhatikan keberadaan lingkungan hidup dari pemcemaran limbah. Selain itu pemakaian bahan-bahan kimia harus kurangi. Pemanfaatan konsep ekologi industri itu pada dasarnya adalah upaya mengurangi dampak- dampak lingkungan suatu ekologi karena kegiatan industri. Bahkan konsep ini beratribut sebagai suatu pendekatan yang mengintegrasikan aktivitas industry dalam system ekologi.

4.2.      Saran
Saran diperlukan untuk perbaikan dalam laporan penelitian agar lebih baik kedepannya. Berikut ialah saran yang diberikan dalam laporan penelitian diantaranya, Peneliti harus memerhatikan segala aturan yang ada sehingga hasil yang didapat akan baik. Mengetahui dan mengerti konsep yang baik dalam mencari data terhadap penelitian. Peneliti harus teliti pada saat menguraikan elemen-elemen.






DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Yuli. “Penentuan Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tektil Berdasarkan Nutricion Value Coeficient Bio Indikator”. 8 Januari 2017. http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/129_137_yul_pratiwii.pdf

Zang, Dong. “Textile Resource Journal”. 9 Januari 2017. https://us.sagepub.com/en-us/nam/journal/textile-research-journal#description